Kamis, 18 Oktober 2012

Antropologi Pedesaan

-->
DISUSUN OLEH:
1.      Tyas Sistha Wijayanti                         ( 070917011 )
2.      Septian Heri P.                                    ( 071017047 )
3.      Danang Septiyanto                             ( 071017048 )
4.      Rona Novitasari                                  ( 071017049 )
5.      Wahyu Pramono                                 ( 071017050 )
6.      Siti Farha                                             ( 071017052 )
7.      Annisya Murti                                     ( 071017053 )
8.      Savira Bobsaid                                    ( 071017055 )
9.      Siska Pratiwi                                       ( 071017056 )
10.  Anang Chorniawan                             ( 071017057 )
11.  Ardian Wismo P.                                ( 071017058 )


Program Studi Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga Surabaya
2012




Modernisasi dikalangan petani (facets of economic development) menurut Everett M Rogers
1.      Mutual Distrust (rasa tidak percaya antar individu)
Petani memiliki pemikiran bahwa mereka yang memiliki cara baru untuk menanam, cara panen dan lain-lain dianggap curang dan merugikan petani lainnya. Sehingga petani yang memiliki inovasi baru akan menyimpannya sendiri agar orang lain tidak tahu sehingga hasil pertaniannya menjadi hasil yang paling unggul daripada hasil pertanian dari petani lain.
2.      Limited goods (terbatasnya barang)
Segala sesuatu yang berharga dalam hidup petani (tanah, kekayaan, kesehatan, cinta, kekuatan, keselamatan). Hal tersebut memiliki keterbatasandan tidak akan bisa bertambah kecuali petani tersebut memiliki kekuasaan terhadap petani lain. Faktor kurangnya fasilitas serta sulitnya mengakses informasi dari dunia luar juga menjadi penyebabnya. Di desa yang notabennya tertinggal atau jauh dari kota sangat sangat sulit mendapatkan barang yang menunjang pertanian, misalnya salah satunya pupuk. Ketika pupuk sulit didapatkan maka tanaman pertanian yang harusnya waktunya di pupuk menjadi tak mendapatkan pupuk sehingga kualitas tanamannya menjadi menurun yang otomatis mempengaruhi hasil panen. Dan ini barusan terjadi di negara kita beberapa lalu ketika pupuk langka, di jaman yng sudah modern entah akibat permainan politik dari pemerintah atau memang benar-benar langka. Keadaan seperti itu sangat merugikan petani sehingga kesempatan untuk maju selalu ternatas.
3.      Ketergantungan pada pemerintah
Petani yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhannya akan cenderung menggantungkan kebutuhannya kepada pemerinyah. Hal ini juga dikarenakan akan kurangnya inovasi yang terjadi di pihak petani. Apabila pemerintah tidak memberikan bantuan kepada petani maka petani akan sulit mendapatkan apa yang dibutuhkannya sehingga petani sulit untuk maju.
4.      Familisme
Mengarah pada tindakan yang berorientasikan kepada semua anggota keluarga atau kepentingan bersama. Sikap individualisme adalah sikap yang tidak penting. Sepert masyarakat Indian yang tidak memikirkan masalah individu. Pranata keluarga sebagai penghambat kemajuan memiliki tiga karakteristik yaitu konsentrasi yang tinggi dalam proses pengambilan keputusan. Kedua otonomi sangat dihargai dan bekerja mandiri lebih disukai, dan ketiga usaha keluarga jarang berjangka panjang dan selalu secara stabil berada dalam posisi tidak stabil.

5.      Lack inovasi (kurangnya inovasi)
Fungsi kelangkaan sumber ekonomi atau teknologi yang tidak tepat bagi desa karena faktor tradisi atau kebudayaan. Petani sulit untuk menerima inovasi karena mereka memiliki rasa takut akan merusak tanah. Hal ini dikaitkan dengan tradisi lokal yang ada di desa bahwa apabila tanah tidak dijaga maka akan merusak keseimbangan alam sehingga tuhan akan murka kepada mereka.
6.      Fatalisme
Tingkatan dimana seseorang menyadari kurangnya kemampuan untuk mengatur masa depannya. Prinsip ini lebih memandang bahwa kehidupan akan berjalan sesuai dengan nasib tanpa harus memikirkan usaha.
7.      Limited Aspiration (terbatasnya aspirasi)
Orang yang hidup dalam kemiskinan memiliki level yang rendah dalam aspirasi. Mereka lebih pasrah terhadap keadaan sehingga menyebabkan rasa frustasi karena keinginannya tidak terpenuhi.
8.      Lack of defferd gratification (kurangnya kemampuan untuk mendapatkan hal yang diinginkan)
Dulu orang desa untuk mendapatkan sesuatu yang diingikan sangatlah terbatas/sulit. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya peralatan/perlengkapan yang tidak mendukung di desa tersebut. Suatu misal, jika masyarakat desa ingin menjual hasil pertanian ke kota, tetapi alat transportasi yang digunakan tidak ada, sedangkan jarak kota dengan desa bisa dibilang sangat jauh, dan apa yang ada dalam benak masyarakat desa adalah menjadi malas untuk pergi ke kota, dan akhirnya mengurungkan keinginannya untuk menjualnya ke kota.  Akan tetapi jika dibandingkan dengan konteks desa yang sekarang ini sangatlah berbeda, dan sekarang sudah berkembang sistem kebudayaannya. Orang desa sekarang ini sudah mudah jika ingin berhubungan dengan kota, dan tidak menemuka kesulitan untuk masalah transportasi.
9.      Limited view of world (pandangan terhadap dunia yang terbatas)
Pandangan sempit dikalangan petani sehingga hal-hal yang baik dan kesempatan untuk maju selalu terbatas misalnya kurangnya pendidikan pertanian pada petani di desa menyebabkan sulitnya hasil pertanian mereka berkembang sehingga produksi panen tidak berkembang juga. Mereka lebih mengandalkan cara yang sudah ada atau turun temurun dari pendahulu mereka, sedangkan kalau mereka sadar bahwa misalnya tata cara pemupukan yang benar, jenis pupuk yang cocok untuk di pakai sesuai jenis tanah dan tanamannya, hasil panen mereka akan berkembang.

10.  Low emphaty (rasa empati yang kurang)
Rasa empati yang rendah bagi sesama petani dipengaruhi oleh rasa ketidak percayaan terhadap saingannya. Mereka menganggap bahwa petani lain adalah saingannya untuk menjual hasil dari kerja kerasnya. Walaupun mereka memiliki rasa empati yang rendah antar petani tapi mereka memiliki sikap empati yang tinggi terhadap petani yang masih memiliki silsilah keluarga dengannya.

Tidak ada komentar: