BAB
I
Lukisan
Mendalam Menuju Sebuah Teori Interpretatif Tentang Kebudayaan
Definisi kebudayaan
dewasa ini masih di perdebatkan oleh beberapa ahli. Clyde Kluckhohn dalam
bukunya mirror for man mencoba
mendefinisikan kebuyaan sebagai berikut:
1.
Keseluruhan cara hidup suatu masyarakat
2.
Warisan social yang di peroleh individu
oleh kelompoknya
3.
Suatu cara berpikir, rasa dan percaya
4.
Suatu abstraksi dari tingkah laku
5.
Suatu teori pada pihak antropolog
tentang cara suatu kelompok masyarakat nyatanya bertingkah laku
6.
Suatu gudang untuk mengumpulkan hasi
belajar
7.
Suatu standart orientasi pada masalah
yang sering berlangsung
8.
Tingkah laku yang dipelajari
9.
Suatu mekanisme untuk penataan tingkah
laku secara normative
10.
Suatu teknik untuk menyesuaikan baik
dengan lingkungan luar maupun orang lain
11.
Suatu endapan sejarah
(Tafsir Mendalam, Cliford G 1992:4)
Sedangkan menurut pendapat Max Weber,
manusia merupakan seekor banatang yang tergantung pada jaringan-jaringan makna
yang ia tenun sendiri. Jaringan-jaringan itu yang disebut budaya. Buda bukan
merupakan ilmu eksperimental, yang jika diadakan uji lab akan menemukan
hukumnya. Budaya merupakan ilmu interpretative untuk mencari makna dibalik
tingkah pola berperilaku suatu masyarakat. Cliford G lebih condong kepada
pendapat ini.
Praktisi di lapangan
yang biasa kita kenal dengan etnografi. Pengerjaan etnografi adalah menetapkan
hubungan, menyeleksi informan-informan, mentranskrip teks-teks, mengambil
silsilah-silsilah, memetakan sawah-sawah, mengisi sebuah buku harian dan
seterusnya. Namun, menjadikan sebuah etnografi sebagai sebuah karya ilmiah
bukanlah hal yang gampang. Penulis perlu memahami makna simbolik yang ada dalam
suatu masyarakat.
Diskusi Ryle
tentang”lukisan mendalam” tampil dalam sebuah esai baru-baru ini. Pemaknaan
symbol dalam suatu masyarakat bukanlah hal yang mudah. Setiap masyarakat
memiliki symbol yang khas. Symbol ini kebanyakan hanya berlaku di masyarakat
tersebut. symbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi ini bersifat di sengaja
dan kepada seseorang yang khusus. Seseorang yang khusus ini di maksudkan kepada
orang yang mengerti makna symbol yang komunikan gunakan. Biasanya symbol
berfungsi untuk menyampaikan pesan yang khusus. Sesuai dengan sandi-sandi yang
disepakati bersama.
Suatu karya etnografi
merupakan lukisan mendalam. Oleh sebab itu suatu karya etnografi biasanya
menggunakan thick descriptions.
Sesuatu nyata yang dihadapi oleh etnografer adalah sebuah keanekaragaman yang
kompleks. Dari sinilah yang nantinya akan muncul konsep-konsep baru. Jadi,
seorang etnografer bisa dibilang menginterpretasi suatu masyarakat dengan
menggunakan pendekatan emik. Kebudayaan tidak hanya tertanam dalam fikiran
manusia. Walaupun tidak semua kebudayaan berwujud fisik tapi kebudayaan
bukanlah sebuah entitas yang tersembunyi.
Beberapa antropolog
masih memperdebatkan masalah subjektif dan obyektif. Subjektif yang dimaksud
para antropolog yakni hampir semua data tentang kebudayaan masa lalu bersumber
dari informan. Disini memungkinkan ada bukti fisik akan tetapi keterangan
informanlah yang dianggap penting untuk menjelaskan kebudayaan itu. Nantinya
kita akan tahu perkembangan suatu budaya di suatu daerah. Objektifitas dini
adalah. Kita tidak hanya bersumber pada satu informan. Kita mengambil beberapa
informan lalu menarik kesamaan dari hasil wawancara tersebut dan menyimpulkan.
Antropologi kontemporer
masih memperdebatkan reaksi terhadap sebuah kekacauan yang banyak diyakini saat
ini. Menurut pendapat Ward Goodenought kebudayaan dalam hati dan pikiran
manusia. Aliran pemikiran ini berpendapat kebudayaan terstruktur dari
struktur-struktur psikologi individu atau kelompok yang kemudian mengarah
kepada tingkah laku. Kebudayaan merupakan algoritma etnografis yang
memungkinkan suatu masyarakat dipandang sebagai penduduk asli.
Pendekatan verstehen tentang “analisis emik”
sehingga sering dikatakan bahwa antropologi merupakan ilmu untuk mempelajari
dan mengeksplore masyarakat. Analis emik adalah analisi yang mengkaji dari
sudut pandang masyarakat yang kita teliti. Dari sini kita memulai dengan
penafsiran tentang apa yang disampaikan para informan kita. Lalu kita pikirkan
dan kita tata semua.
Disini tugas utama
seorang etnografer adalah mengamati, merekam dan menganalisis. Ini akan menjadi
sulit karena seperti apa yang coba kita tuliskansangat berhubungan khusus.
Tetapi kita bukanlah pelaku. Dan kita memiliki akses sebagian kecil. Oleh sebab
itu informan sangat dibutuhkan untuk menggiring kita kedalam pemahaman mereka
tentang apa yang sedang kita teliti.
Ilmu itu terus
berkembang dan terus di sempurnakan. Suatu gagasan tentang suatu ilmu tidak
serta-merta diciptakan. Gagasan teoritis tidak diciptakan kembali seluruhnya
dalam tiap-tiap studi. Gagasan –gagasan itu diangkat dari gagasan lain yang
berhubungan dan di perhalus dengan suatu proses penyempurnaan. Pendekatan interpretative
yang dewasa ini di kembangkan oleh antropologi interpretative bukanlah menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mendalam, melainkan menyediakan jawaban-jawaban yang
telah diberikan oleh orang lain.
BAB
VII
Permainan
Mendalam
Catatan
Tentang Sabung-Ayam di Bali
1.
Penggerebekan
Dalam
subab ini mencerita tentang pengalaman pertamanya di Pulau bali. Hal yang
dianggap pemerintah sebagai sesuatu yang melanggar Undang-undang RI, di Bali
hal ini menjadi sebuah kebiasaan. Penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian
tidak bisa menghapuskan sabung ayam di bali.
2.
Jago
& Manusia
Bali sebagai tempat yang baik untuk studi
mitologi, seni, ritus, organisasi social, pola-pola pengasuhan
anak,bentuk-bentuk hokum,bahkan gaya-gaya trans. Kegiatan sabung ayam dianggap
penting di Bali. Perayaan hari-hari penting di Bali tidak akan terlaksana tanpa
sabung ayam. Bahkan seseorang pemilik ayam lebih mengutamakan perawatan
terhadap ayamnya dari pada yang lain. Bagi orang bali terdapat hubungan
psikologis antara pemilik ayam dengan ayamnya. Faktanya dalam masyarakat bali
Ayam Jago merupakan symbol jantan par
axcellent agaknya tidak meragukan. “sabung” kata untuk ayam jantan sudah
ada sejak 922 M. secara metaforis mengartikan pahlawan, serdadu, pemenang,
calon politis, jejaka, pesolek, pembunuh-perempuan, atau orang kuat.
Beberapa
kehidupan masyarakat bali dibaratkan dengan ayam jago. Seperti orang yang
angkuh. Dibaratkan ayam jago tanpa ekor yang bersolek layaknya memiliki ekor.
Bentuk pulau Bali pun menyerupai ayam jago kecil yang di bandingkan bentuk
pulau Jawa yang besar dan tidak beraturan.
Ayam
jago diletakkan di pekarangan rumah dengan kurungan terbuat dari anyaman
bamboo. Kurungan ini diletakan berpindah-pindah untuk mendapatkan sinar
matahari secara optimal. Ayam jago ini di berikan perlakuan khusus untuk
menjaga stamina dan fisiknya. Ayam-ayam ini persiapan upacara dengan air
suam-suam kuku, jamu-jamuan dan bawang. Tempat-tempat peribadatan tidak akan
resmi tanpa sabung ayam.
3.
Pertarungan
Pertandingan
diadakan di sebuah ring dengan luas lima puluh kaki persegi. Biasanya diadakan
menjelang tengah hari. Berlangsung tiga sampai empat jam sampai matahari
terbenam. Terdiri dari Sembilan pertandingan. Berlangsung sesuai dengan pola
umum. Ayam yang kalah menjadi milik pemenang. Tidak jarang penyabung ayam
membawa pulang sampai 12 ekor ayam. Senjata yang biasanya digunakan ayam-ayam
jago ini terletak dikuku. Senjata ini dinamakan taji. Taji ini hanya boleh di asah waktu gerhana bulan atau bulan
tidak penuh. Jika jago-jagonya tidak mau bertarung maka mereka akan dikurung
dalam satu kurungan.
4.
Taruhan
& Uang Tunai
Taruhan ada dua
jenis. Yang pertama taruhan di tengah-tengah atau toh ketengah dan taruhan di pinggir ring atau toh kesasi. Dari dua jenis taruhan ini masih di bedadakan menjadi
beberapa bentuk. Sesuai dengan kesepakatan antar petaruh. Taruhan yang paling
besar ada taruhan di tengah-tengah dan melibatkan kedua pemilik juga wasit
sebagai pengawas. Taruhan di pinggir lebih merupakan perjanjian-perjanjian yang
nantinya akan dibayar setelah pertandingan usai. Jadi bukan merupakan uang cash
seperti pertaruhan yang ada di tengah ring.
5.
Bermain
dengan Api
Sabung ayam
sangat bermakna di masyarakat Bali. Faktanya orang yang kalah dalam sabung ayam
akan mengalami tekanan psikis. Penyesalan akan dating kepada pemilik ayam jago
itu. Beberapa fakta tentang sabung ayam diantaranya:
a. Seorang
laki-laki sebenarnya tidak pernah bertaruh melawan jago milik amggota kelompok
yang semarga.
b. Jika
kelompok kerabat tidak terlibat, anda akan mendukung sebuah kelompok kerabat
gabungan melawan suatu kelompok yang bukan gabungan.
c. Jika
jago berasal dari satu desa dan lawannya berasal dari desa lain maka anda akan
mendukung jago yang berasal dri satu desa.
d. Jago
yang berasal dari desa tertentu hampir merupakan jago favorit.
e. Hampir
semua pertandingan secara sosiologis relevan.
f. Jarang
mendapatkan jago dari kelompok yang sama.
g. Kedua
kubu yang bertarung akan saling tolong-menolong agar jago dari mereka menang.
h. Koalisi
pertaruhan pusat hanya dibentuk oleh koalisi sekutu structural.
i.
Hutang-piutang dalam pertaruhan ini
selalu didapatkan radi kawan dan peminjaman ini berdasarkan pada kesepakatan.
j.
Jika jago bersikap netral dan kita
mendukung maka kita tidak boleh meminta sanak saudara untuk mendukung jagoan
itu.
k. Kata
khusus yang tidak dikehendaki dari pertaruhan adalah “maafkan saya”
l.
Hubungan social yang sewajarnya kerap
kali di tandai oleh salah satu musuh-musuh yang mendukung ayam orang lain.
m. Dalam
situasi-situasi sulit dimana seorang laki-laki terikat pada dua kesetiaan ayang
sama ia cenderung ngluyur minum kopi.
n. Orang-orang
yang ikut pada pertaruhan pusat sebenanya selalu mengarahkan pada anggota
kelompoknya. Ex. Keluarga, tetangga satu desa dll
o. Uang
adalah perkara ke dua. Yang penting bagi penyabung ayam adalah faktor kepuasan
mereka.
p. Anda
mesti bertaruh untuk kelompok kita sendiri. Sebenarnya ini merupakan faktor
loyalitas.
q. Semua
orang telah sadar bahwa pertaruhan ini seperti bermain dalam api tapi tidak
terbakar
2.
Bulu,
Darah, Kerumunan & Uang
Cliford G
mengatakan bahwa apa yang menjauhkan sabung ayam dari arus kehidupan biasa,
mengangkat dari dunia peristiwa praktis sehari-hari, dan mengelilingi sebuah
pancaran nilai yang penting. Seperti yang dianggap sosiologi fungsionalis bahwa
sabung ayam meperkuat disksiminasi-diskriminasi status, melainkan sabung
ayammenyediakan sebuah komentar meta rasioanal tentang seluruh persoalan yamg
menyusun umat manusia ke dalam peringkat-peringkat hirarkis yang ketat kemudian
menata bagian kelompok kehidupan kolektif.
3.
Mengatakan
Sesuatu dari Sesuatu
Mengutip
pendapat aristoteles “saying something of something”. Sabung ayam bukan
merupakan perbuatan terlarang di masyarakat bali. Akan tetapi lebih kepada
ritus. Rutus ini merupakan warisan adat yang harus dijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar