Kamis, 18 Oktober 2012

LUKISAN MENDALAM


BAB I
Lukisan Mendalam Menuju Sebuah Teori Interpretatif Tentang Kebudayaan

Definisi kebudayaan dewasa ini masih di perdebatkan oleh beberapa ahli. Clyde Kluckhohn dalam bukunya mirror for man mencoba mendefinisikan kebuyaan sebagai berikut:
1.      Keseluruhan cara hidup suatu masyarakat
2.      Warisan social yang di peroleh individu oleh kelompoknya
3.      Suatu cara berpikir, rasa dan percaya
4.      Suatu abstraksi dari tingkah laku
5.      Suatu teori pada pihak antropolog tentang cara suatu kelompok masyarakat nyatanya bertingkah laku
6.      Suatu gudang untuk mengumpulkan hasi belajar
7.      Suatu standart orientasi pada masalah yang sering berlangsung
8.      Tingkah laku yang dipelajari
9.      Suatu mekanisme untuk penataan tingkah laku secara normative
10.  Suatu teknik untuk menyesuaikan baik dengan lingkungan luar maupun orang lain
11.  Suatu endapan sejarah
(Tafsir Mendalam, Cliford G 1992:4)
Sedangkan menurut pendapat Max Weber, manusia merupakan seekor banatang yang tergantung pada jaringan-jaringan makna yang ia tenun sendiri. Jaringan-jaringan itu yang disebut budaya. Buda bukan merupakan ilmu eksperimental, yang jika diadakan uji lab akan menemukan hukumnya. Budaya merupakan ilmu interpretative untuk mencari makna dibalik tingkah pola berperilaku suatu masyarakat. Cliford G lebih condong kepada pendapat ini.
Praktisi di lapangan yang biasa kita kenal dengan etnografi. Pengerjaan etnografi adalah menetapkan hubungan, menyeleksi informan-informan, mentranskrip teks-teks, mengambil silsilah-silsilah, memetakan sawah-sawah, mengisi sebuah buku harian dan seterusnya. Namun, menjadikan sebuah etnografi sebagai sebuah karya ilmiah bukanlah hal yang gampang. Penulis perlu memahami makna simbolik yang ada dalam suatu masyarakat.
Diskusi Ryle tentang”lukisan mendalam” tampil dalam sebuah esai baru-baru ini. Pemaknaan symbol dalam suatu masyarakat bukanlah hal yang mudah. Setiap masyarakat memiliki symbol yang khas. Symbol ini kebanyakan hanya berlaku di masyarakat tersebut. symbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi ini bersifat di sengaja dan kepada seseorang yang khusus. Seseorang yang khusus ini di maksudkan kepada orang yang mengerti makna symbol yang komunikan gunakan. Biasanya symbol berfungsi untuk menyampaikan pesan yang khusus. Sesuai dengan sandi-sandi yang disepakati bersama.
Suatu karya etnografi merupakan lukisan mendalam. Oleh sebab itu suatu karya etnografi biasanya menggunakan thick descriptions. Sesuatu nyata yang dihadapi oleh etnografer adalah sebuah keanekaragaman yang kompleks. Dari sinilah yang nantinya akan muncul konsep-konsep baru. Jadi, seorang etnografer bisa dibilang menginterpretasi suatu masyarakat dengan menggunakan pendekatan emik. Kebudayaan tidak hanya tertanam dalam fikiran manusia. Walaupun tidak semua kebudayaan berwujud fisik tapi kebudayaan bukanlah sebuah entitas yang tersembunyi.
Beberapa antropolog masih memperdebatkan masalah subjektif dan obyektif. Subjektif yang dimaksud para antropolog yakni hampir semua data tentang kebudayaan masa lalu bersumber dari informan. Disini memungkinkan ada bukti fisik akan tetapi keterangan informanlah yang dianggap penting untuk menjelaskan kebudayaan itu. Nantinya kita akan tahu perkembangan suatu budaya di suatu daerah. Objektifitas dini adalah. Kita tidak hanya bersumber pada satu informan. Kita mengambil beberapa informan lalu menarik kesamaan dari hasil wawancara tersebut dan menyimpulkan.
Antropologi kontemporer masih memperdebatkan reaksi terhadap sebuah kekacauan yang banyak diyakini saat ini. Menurut pendapat Ward Goodenought kebudayaan dalam hati dan pikiran manusia. Aliran pemikiran ini berpendapat kebudayaan terstruktur dari struktur-struktur psikologi individu atau kelompok yang kemudian mengarah kepada tingkah laku. Kebudayaan merupakan algoritma etnografis yang memungkinkan suatu masyarakat dipandang sebagai penduduk asli.
Pendekatan verstehen tentang “analisis emik” sehingga sering dikatakan bahwa antropologi merupakan ilmu untuk mempelajari dan mengeksplore masyarakat. Analis emik adalah analisi yang mengkaji dari sudut pandang masyarakat yang kita teliti. Dari sini kita memulai dengan penafsiran tentang apa yang disampaikan para informan kita. Lalu kita pikirkan dan kita tata semua.
Disini tugas utama seorang etnografer adalah mengamati, merekam dan menganalisis. Ini akan menjadi sulit karena seperti apa yang coba kita tuliskansangat berhubungan khusus. Tetapi kita bukanlah pelaku. Dan kita memiliki akses sebagian kecil. Oleh sebab itu informan sangat dibutuhkan untuk menggiring kita kedalam pemahaman mereka tentang apa yang sedang kita teliti.
Ilmu itu terus berkembang dan terus di sempurnakan. Suatu gagasan tentang suatu ilmu tidak serta-merta diciptakan. Gagasan teoritis tidak diciptakan kembali seluruhnya dalam tiap-tiap studi. Gagasan –gagasan itu diangkat dari gagasan lain yang berhubungan dan di perhalus dengan suatu proses penyempurnaan. Pendekatan interpretative yang dewasa ini di kembangkan oleh antropologi interpretative bukanlah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendalam, melainkan menyediakan jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh orang lain.




BAB VII
Permainan Mendalam
Catatan Tentang Sabung-Ayam di Bali

1.        Penggerebekan  
Dalam subab ini mencerita tentang pengalaman pertamanya di Pulau bali. Hal yang dianggap pemerintah sebagai sesuatu yang melanggar Undang-undang RI, di Bali hal ini menjadi sebuah kebiasaan. Penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian tidak bisa menghapuskan sabung ayam di bali.

2.        Jago & Manusia
 Bali sebagai tempat yang baik untuk studi mitologi, seni, ritus, organisasi social, pola-pola pengasuhan anak,bentuk-bentuk hokum,bahkan gaya-gaya trans. Kegiatan sabung ayam dianggap penting di Bali. Perayaan hari-hari penting di Bali tidak akan terlaksana tanpa sabung ayam. Bahkan seseorang pemilik ayam lebih mengutamakan perawatan terhadap ayamnya dari pada yang lain. Bagi orang bali terdapat hubungan psikologis antara pemilik ayam dengan ayamnya. Faktanya dalam masyarakat bali Ayam Jago merupakan symbol jantan par axcellent agaknya tidak meragukan. “sabung” kata untuk ayam jantan sudah ada sejak 922 M. secara metaforis mengartikan pahlawan, serdadu, pemenang, calon politis, jejaka, pesolek, pembunuh-perempuan, atau orang kuat.
Beberapa kehidupan masyarakat bali dibaratkan dengan ayam jago. Seperti orang yang angkuh. Dibaratkan ayam jago tanpa ekor yang bersolek layaknya memiliki ekor. Bentuk pulau Bali pun menyerupai ayam jago kecil yang di bandingkan bentuk pulau Jawa yang besar dan tidak beraturan.
Ayam jago diletakkan di pekarangan rumah dengan kurungan terbuat dari anyaman bamboo. Kurungan ini diletakan berpindah-pindah untuk mendapatkan sinar matahari secara optimal. Ayam jago ini di berikan perlakuan khusus untuk menjaga stamina dan fisiknya. Ayam-ayam ini persiapan upacara dengan air suam-suam kuku, jamu-jamuan dan bawang. Tempat-tempat peribadatan tidak akan resmi tanpa sabung ayam.

3.        Pertarungan
Pertandingan diadakan di sebuah ring dengan luas lima puluh kaki persegi. Biasanya diadakan menjelang tengah hari. Berlangsung tiga sampai empat jam sampai matahari terbenam. Terdiri dari Sembilan pertandingan. Berlangsung sesuai dengan pola umum. Ayam yang kalah menjadi milik pemenang. Tidak jarang penyabung ayam membawa pulang sampai 12 ekor ayam. Senjata yang biasanya digunakan ayam-ayam jago ini terletak dikuku. Senjata ini dinamakan taji. Taji ini hanya boleh di asah waktu gerhana bulan atau bulan tidak penuh. Jika jago-jagonya tidak mau bertarung maka mereka akan dikurung dalam satu kurungan.

4.        Taruhan & Uang Tunai
Taruhan ada dua jenis. Yang pertama taruhan di tengah-tengah atau toh ketengah dan taruhan di pinggir ring atau toh kesasi. Dari dua jenis taruhan ini masih di bedadakan menjadi beberapa bentuk. Sesuai dengan kesepakatan antar petaruh. Taruhan yang paling besar ada taruhan di tengah-tengah dan melibatkan kedua pemilik juga wasit sebagai pengawas. Taruhan di pinggir lebih merupakan perjanjian-perjanjian yang nantinya akan dibayar setelah pertandingan usai. Jadi bukan merupakan uang cash seperti pertaruhan yang ada di tengah ring.

5.        Bermain dengan Api
Sabung ayam sangat bermakna di masyarakat Bali. Faktanya orang yang kalah dalam sabung ayam akan mengalami tekanan psikis. Penyesalan akan dating kepada pemilik ayam jago itu. Beberapa fakta tentang sabung ayam diantaranya:
a.       Seorang laki-laki sebenarnya tidak pernah bertaruh melawan jago milik amggota kelompok yang semarga.
b.      Jika kelompok kerabat tidak terlibat, anda akan mendukung sebuah kelompok kerabat gabungan melawan suatu kelompok yang bukan gabungan.
c.       Jika jago berasal dari satu desa dan lawannya berasal dari desa lain maka anda akan mendukung jago yang berasal dri satu desa.
d.      Jago yang berasal dari desa tertentu hampir merupakan jago favorit.
e.       Hampir semua pertandingan secara sosiologis relevan.
f.       Jarang mendapatkan jago dari kelompok yang sama.
g.      Kedua kubu yang bertarung akan saling tolong-menolong agar jago dari mereka menang.
h.      Koalisi pertaruhan pusat hanya dibentuk oleh koalisi sekutu structural.
i.        Hutang-piutang dalam pertaruhan ini selalu didapatkan radi kawan dan peminjaman ini berdasarkan pada kesepakatan.
j.        Jika jago bersikap netral dan kita mendukung maka kita tidak boleh meminta sanak saudara untuk mendukung jagoan itu.
k.      Kata khusus yang tidak dikehendaki dari pertaruhan adalah “maafkan saya”
l.        Hubungan social yang sewajarnya kerap kali di tandai oleh salah satu musuh-musuh yang mendukung ayam orang lain.
m.    Dalam situasi-situasi sulit dimana seorang laki-laki terikat pada dua kesetiaan ayang sama ia cenderung ngluyur minum kopi.
n.      Orang-orang yang ikut pada pertaruhan pusat sebenanya selalu mengarahkan pada anggota kelompoknya. Ex. Keluarga, tetangga satu desa dll
o.      Uang adalah perkara ke dua. Yang penting bagi penyabung ayam adalah faktor kepuasan mereka.
p.      Anda mesti bertaruh untuk kelompok kita sendiri. Sebenarnya ini merupakan faktor loyalitas.
q.      Semua orang telah sadar bahwa pertaruhan ini seperti bermain dalam api tapi tidak terbakar

2.        Bulu, Darah, Kerumunan & Uang
Cliford G mengatakan bahwa apa yang menjauhkan sabung ayam dari arus kehidupan biasa, mengangkat dari dunia peristiwa praktis sehari-hari, dan mengelilingi sebuah pancaran nilai yang penting. Seperti yang dianggap sosiologi fungsionalis bahwa sabung ayam meperkuat disksiminasi-diskriminasi status, melainkan sabung ayammenyediakan sebuah komentar meta rasioanal tentang seluruh persoalan yamg menyusun umat manusia ke dalam peringkat-peringkat hirarkis yang ketat kemudian menata bagian kelompok kehidupan kolektif.

3.        Mengatakan Sesuatu dari Sesuatu
Mengutip pendapat aristoteles “saying something of something”. Sabung ayam bukan merupakan perbuatan terlarang di masyarakat bali. Akan tetapi lebih kepada ritus. Rutus ini merupakan warisan adat yang harus dijaga.

Tidak ada komentar: