Etnosains
Etnosains berasal dari
kata Yunani yakni “ethnos” yang berarti bangsa dan “scientia” yang berarti
pengetahuan (Werner dan Fenton, 1970:537). Etnosains adalah pengetahuan yang
khas dimiliki oleh suatu bangsa. Dari sini muncul istilah emik dan etnik. Emik
adalah pandangan dari segi subjek yang diteliti dan etik merupakan pandangan
dari segi peneliti. Jadi pendekatan etnosains bertujuan untuk mengetahuai
pengetahuan yang ada dan berkembang di suatu masyarakat. Namun, para ahli
sebenarnya masih memiliki pendapat yang berbeda dari penggunaan nama
“etnosains” sendiri. Ini berdasarkan pada apa yang menjadi fokusnya dalam
penelitian. Seperti istilah the new ethnography, cognitive anthropology dan
descriotive semantics. Tetapi bila kita
amati dari segi metodenya dari beberapa istiah diatas terdapat keseragaman.
Menurut pendapat
Goodeenaught(1964:7-9) ada tiga masalah pokok dalam membandingkan suku-suku
didunia sehingga diperlukannya metode etnosains ini yakni:
1.
Ketidaksamaan data etnografi yang
disebabkan perbedaan focus penelitian itu sendiri
2.
Sejauh mana data-data tersebut tersedia
untuk di bandingkan
3.
Kriteria pengelompokan data
Dalam etnosains banyak memperhatikan
katagori-katagosisasi yang dimiliki oleh kebudayaan tertentu. Katagori itu
tercermin dalam bahasa, sebagai pendukung utama kebudayaann itu. Etnosains
sendiri terbagi menjadi dua yakni etnologi etnosains dan etnografi etnosains. Pada
tingkatan etnografi seorang peneliti tidak mencari ke universal an melainkan
menuliskan tentang penggambaran menyeluruh tentang suatu budaya tersebut.
menururt saya lebih kearah penelitian deskriptif atau eksploratif. Pada
tingkatan etnologi peneliti sudah melakukan perbandingan sehingga tercapainya
ke universal an budaya.
Etnometodologi
Munculnya teori
etnometodologi dipengaruhi beberapa hal, terutama teori fenomenologi. Tujuan
teori ini untuk mencari dasar-dasar terwujudnya dasar-dasar social. Berdasarkan
definisi yang dikemukakan oleh Garfinkel tentang etnometodologi bahwa interaksi
sehari-hari mempunyai system dan terorganisir bagi orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Penekanan pada teori ini ada
pada ekspresi yang sifatnya objektif dan indeksikal, bagi Garfinkel itu sangat
penting. Ekspresi indeksikal adalah penggambaran objek-objek menurut kekususun
dan keunikannya. Lebih jauh garfinkel mengemukakan aktifitas memberikan
keteraturan terhadap sesuatu yang dihadapi.
Perbandingan Etnosains & Etnometodologi
Metode Etnosains lebih
melihat suatu kebudayaan dari sudut pandang emik. Pengetahuan sebagai sistim
ide. Disini peneliti mencoba menjelaskan kebudayaan tetapi dari kacamata subjek
yang diteliti. Sedangkan etnometodologi melihat suatu kebudayaan dari system
dan interaksi harian masyarakat yang diteliti dari sudut pandang etik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar